Mengawali rangkaian kegiatan Milad ke-6 Yayasan Cinta Qur’an, para santri Rumah Tahfidz Cinta Qur’an bersama para pengurus yayasan melakukan ziarah (8/1) ke makam KH. Muhammad Munawwir Krapyak di Dongkelan.
Ziarah ke makam Mbah KH. Munawwir Krapyak ini penting agar para santri dapat memetik spirit dan kecintaan beliau yang amat besar terhadap al-Qur’an. Betapa pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Krapyak (1870-1942) ini pernah menekuni al-Qur’an dengan riyadhah yang luar biasa, yakni sekali khatam dalam tujuh hari tujuh malam selama tiga tahun; lalu sekali khatam dalam tiga hari tiga malam selama tiga tahun; lalu sekali khatam dalam sehari semalam selama tiga tahun, lalu membaca al-Quran secara terus-menerus selama 40 hari.
Pada tahun 1888, KH. Munawwir berangkat ke Makkah untuk belajar ilmu al-Qur’an dan menatap di sana selama 16 tahun. Setelah itu, melanjutkan belajar ke Madinah. Selama 21 tahun di kedua kota suci tersebut, beliau memperdalam al-Qur’an, tafsir, dan qiraah sab’ah.
Menurut buku Para Penjaga Al-Qur’an (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang Kementerian Agama), guru qiraah sab’ah (tujuh varian bacaan Al-Qur’an) KH. Munawwir Krapyak adalah Syekh Yusuf Hajar. Adapun sanad tahfidznya dapat diketahui secara lengkap sebagai berikut.
Sanad Al-Qur’an KH. Munawwir Krapyak Bersambung sampai Rasulullah Saw.
KH. Munawwir Krapyak, dengan qiraah Imam ‘Ashim menurut riwayat Imam Hafsh, mengambil dari Syekh Abdul Karim bin Umar al-Badri, dari Syekh Ismail Basytin, dari Syekh Ahmad ar-Rasyidi, dari Syekh Musthafa bin Abdurrahman, dari Syekh Ahmad Hijazi.
Berlanjut ke atas dari Syekh Ali bin Sulaiman bin Abdillah al-Manshuri, dari Syekh Sulthan al-Mazzahi, dari Syekh Saifuddin bin ‘Athaillah al-Fadhali, dari Syekh Syahadzah al-Yamani, dari Syekh Nashiruddin Muhammad bin Salim at-Thablawi, dari Imam Abu Yahya Zakariya al-Anshari.
Berlanjut ke atas dari Imam Ahmad bin As’ad al-Amyuthi, dari Imam Muhammad bin Muhammad al-Jazari, dari Imam Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Khaliq al-Mishri, dari Imam Abu al-Hasan Ali bin Syuja’, dari Imam Abu al-Qasim asy-Syatibi, dari Imam Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad bin Hudzail, dari Imam Abu Daud Sulaiman bin Najah al-Andalusi, dari Imam Abu Amr Utsman ad-Dani, dari Imam abu al-Hasan Thahir bin Ghalbun, dari Imam Abu al-Hasan Ali bin Muhammad al-Hasyimi, dari Imam Abu al-Abbas Ahmad bin Sahl al-Asynani.
Berlanjut ke atas dari Imam Abu Muhammad Ubaid bin as-Shabah, dari Imam Abu ‘Amr Hafs bin Sulaiman, dari Imam Ashim bin Abi an-Najud, dari Imam Abu Abdirrahman Abdullah bin Habib as-Sulami, dari Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka’ab dan Abdullah bin Mas’ud dan Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan, yang mengambil langsung dari Kanjeng Nabi Muhammad Saw.