Bermacam berita yang di-share melalui grup WA. Apakah setiap yang kita terima mesti kita share lagi ke teman atau grup lain?
Mari kita berpegangan pada dawuh Kanjeng Nabi:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.” (HR. Muslim).
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menyampaikan bahwa ini peringatan membicarakan setiap apa yang didengar oleh manusia. Karena yang didengar bisa jadi benar, bisa jadi dusta.
Apalagi di zaman teknologi yang semakin canggih seperti sekarang, berita yang bahkan berupa video pun belum tentu benar. Misalnya, ada video rumah terbakar. Dalam video aslinya ada suara orang yang memberitakan bahwa kebakaran terjadi di kota A karena konslet listrik. Ini video lawas. Ternyata, video ini bisa disulap menjadi video baru: dipotong jadi pendek, suara asli video dihilangkan dan diganti suara baru, “Rumah seorang pendukung capres anu dibakar oleh orang tak dikenal gaeeess, cepat sebarkan video ini sebelum dihapus oleh pihak yang tak ingin kelakuan jahatnya terungkap.” Nah….
Video dengan durasi pendek itu, yang tidak jelas kejadiannya di mana dan kapan tersebut dengan cepat tersebar melalui grup-grup WA. Semoga ini menjadi renungan kita bersama.
Salam dari Purwomartani,
Akhmad Muhaimin Azzet